Diklat Perencanaan dan Manajemen Keuangan

Selasa, 1 Februari 2011 11:28:55 - oleh : suharsiwi

Sragen-Dalam rangka peningkatan pelayanan publik pada masyarakat dibutuhkan peningkatan kemampuan serta kapasitas para pejabat pemerintahan yang mengelolanya. Salah satu ketrampilan serta keahlian yang dimiliki harus dimiliki oleh pejabat pemerintah adalah kemampuan membuat perencanaan strategis. Agar kemampuan tersebut dimiliki oleh para pejabat pemerintahan khususnya di Kabupaten Sragen, SCBD Sragen bekerjasama dengan Bappeda Sragen menyelenggarakan Diklat Perencanaan dan Manajemen Keuangan (24-29/01/11).

Diikuti sejumlah peserta yang terdiri dari pengelola keuangan pemerintaan dari lingkungan  Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sragen, diklat berjalan dinamis dan menarik. Dalam salah satu materi diklat, semua peserta diminta membentuk lima kelompok. Setiap kelompok membuat satu contoh perencanaan strategis, lalu mempresentasikannya didepan kelompok lain. Peserta dari kelompok lain ikut aktif memberikan masukan pada kelompok yang mempresentasikan contoh perencanaan strategisnya.

Salah satu contoh perencanaan strategis yang dipresentasikan adalah perencanaan mengenai sosialisasi Peraturan Pajak dan Retribusi Kabupaten Sragen. Dari presentasi tersebut diketahui bahwa outcome (tujuan) dari perencanaan strategi yang ingin dicapai kurang spesifik sehingga tak mudah dipahami kelompok lain. Oleh karena itu, banyak diantara anggota kelompok lain yang bertanya serta memberikan masukan pada kelompok yang mempresentasikan. Hal demikian juga dialami kelompok lainnya, masih terdapat kesalahan dalam membuat perencanaan strategis, antara lain yang paling banyak adaalh penetapan outcome.

Dari hasil presentasi dan diskusi, diporelah kesimpulan dan tim pemateri bahwa sebagain besar contoh perencanaan strategi yang dibuat masing-masing kelompok masih kurang informatif, maka dibutuhkan cara membuat perencanaan yang mudah dipahami oleh pihak lain.

M.Arif Wibowo selaku tim pemateri menjelaskan bahwa untuk membuat perencanaan strategis yang informatif dan mudah dipahami, indikator setiap kinerja harus jelas," Outcome harus jelas", uangkapnya.

Ia memberikan contoh perencanaan strategis pembuatan baliho dan papan himabaun PBB. Outcome yang ditetapkan harus dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif, melalui papan himabauan PBB tersebut banyak masyarakat bisa mengetahui batas pembayaran PBB. Sedangkan secara kuantitatif, outcome dari perencanaan strategis dapat meningkatakan penerimaan PBB sebanyak 5 %.

Selain mempelajari hal tersebut, para peserta juga memperoleh penjelasan materi mengenai langkah-langkah pengembangan indikator kinerja, menyusun indikator kinerja dan perencanaan penganggaran.

kirim ke teman | versi cetak

Berita "Berita" Lainnya