Warning: include() [function.include]: Unable to allocate memory for pool. in /home/www/scbd.sragenkab.go.id/index.php on line 76
SCBD Sragen Tingkatkan Ketrampilan Manajemen Keuangan Hingga Tingkat Kecamatan dan Desa
Senin, 18 Juli 2011 09:29:49 - oleh : suharsiwi
Sejumlah pejabat daerah sedang mengikuti Diklat
Pemegang Kas/ Bendaharawan, Rabu (18/5) di Badan Diklat dan Litbang Sragen.
Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan pengelola
keuangan/ bendahara ditingkat kecamatan, kelurahan hingga desa.
Sragen- Upaya Pemda Sragen
dalam meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pejabat daerah tidak hanya
berhenti ditingkat SKPD Kabupaten. Melalui proyek peningkatan kapasitas
berkelanjutan untuk desentralisasi atau Proyek SCBD, Pemda mengadakan Diklat
Pemegang Kas/Bendaharawan yang ditujukan pejabat daerah di tingkat
kecamatan, kelurahan hingga desa.
Seperti yang terlihat pada Rabu (18/5),
sejumlah peserta diklat pengelola keuangan /bendahara sedang mengikuti diklat
tersebut di Badan Diklat dan Litbang Sragen. Dalam pelatihan ini peserta yang
terdiri dari pengelola keuangan atau bendahara dibekali ketrampilan mengenai
pengelolaan atau manajeman keuangan hingga penyusunan laporan keuangan. Peserta
akan mengikuti diklat selama enam hari, berakhir hingga Selasa (24/5).
Dalam salah satu materi yang disampaikan
yaitu tentang "Konsep Kuangan Negara", Henni Mulyani, SE, MAP, MA selaku
narasumber mengatakan bahwa penting untuk memahami konsep keuangan negara.
"Bila konsep keuangan negara yang benar tidak dipahami oleh pejabat daerah,
maka korupsi adalah akibtnya", ungkapnya.
Menurutnya pemahaman tersebut harus
dimiliki karena berkaitan dengan hak dan kewajiban negara yang dinilai dengan
uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan
pengelolaan kekayaan negara. "Kabijakan tersebut harus dipahami oleh aparat
agar tak terjadi penyimpangan", ungkapnya.
Selain pemahaman konsep keuangan negara,
Ia juga menjelaskan tentang perbendaharaan negara yang memiliki empat
fungsi utama. Antara lain perencanaan kas yang baik, pencegahan agar jangan
terjadi kebocoran dan penyimpangan, pencairan sumber pembiayaan yang paling
murah dan pemanfaatan dana yang menganggur (idle cash) untuk
meningkatkan nilai tambah sumber daya keuangan.
Berita "Berita" Lainnya
Sejumlah pejabat daerah sedang mengikuti Diklat Pemegang Kas/ Bendaharawan, Rabu (18/5) di Badan Diklat dan Litbang Sragen. Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan pengelola keuangan/ bendahara ditingkat kecamatan, kelurahan hingga desa.
Sragen- Upaya Pemda Sragen dalam meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pejabat daerah tidak hanya berhenti ditingkat SKPD Kabupaten. Melalui proyek peningkatan kapasitas berkelanjutan untuk desentralisasi atau Proyek SCBD, Pemda mengadakan Diklat Pemegang Kas/Bendaharawan yang ditujukan pejabat daerah di tingkat kecamatan, kelurahan hingga desa.
Seperti yang terlihat pada Rabu (18/5), sejumlah peserta diklat pengelola keuangan /bendahara sedang mengikuti diklat tersebut di Badan Diklat dan Litbang Sragen. Dalam pelatihan ini peserta yang terdiri dari pengelola keuangan atau bendahara dibekali ketrampilan mengenai pengelolaan atau manajeman keuangan hingga penyusunan laporan keuangan. Peserta akan mengikuti diklat selama enam hari, berakhir hingga Selasa (24/5).
Dalam salah satu materi yang disampaikan yaitu tentang "Konsep Kuangan Negara", Henni Mulyani, SE, MAP, MA selaku narasumber mengatakan bahwa penting untuk memahami konsep keuangan negara. "Bila konsep keuangan negara yang benar tidak dipahami oleh pejabat daerah, maka korupsi adalah akibtnya", ungkapnya.
Menurutnya pemahaman tersebut harus dimiliki karena berkaitan dengan hak dan kewajiban negara yang dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara. "Kabijakan tersebut harus dipahami oleh aparat agar tak terjadi penyimpangan", ungkapnya.
Selain pemahaman konsep keuangan negara, Ia juga menjelaskan tentang perbendaharaan negara yang memiliki empat fungsi utama. Antara lain perencanaan kas yang baik, pencegahan agar jangan terjadi kebocoran dan penyimpangan, pencairan sumber pembiayaan yang paling murah dan pemanfaatan dana yang menganggur (idle cash) untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya keuangan.